Look at those harmless water vapour |
Oleh: R. Andika
Putra Dwijayanto, S.T. (peneliti teknologi keselamatan reaktor)
Isu keselamatan
nuklir selalu jadi sorotan publik ketika wacana PLTN mengemuka. Masalah
kecelakaan nuklir terus saja disorot, kalau perlu sambil bawa-bawa kecelakaan
Chernobyl dan Fukushima segala. Tapi semuanya tidak ada yang berbasis data, cuma
retorika berbasis ketakutan irasional.
Tidak, saya tidak
bilang keselamatan nuklir itu tidak penting. Keselamatan itu kewajiban bagi
berbagai jenis fasilitas dan teknologi. Saya cuma terganggu dengan persepsi
akan “bahaya nuklir” yang terlalu menyimpang, baik karena kesengajaan maupun
semata-mata ketidaktahuan.
Jadi, apa benar energi
nuklir itu berbahaya? Let’s check the
data.
Kecelakaan
nuklir dalam level parah terjadi hanya tiga kali dalam puluhan tahun: Three
Mile Island di Amerika Serikat, Chernobyl di Uni Soviet dan Fukushima Daiichi
di Jepang. Dari ketiganya, hanya kecelakaan Chernobyl yang menyebabkan
kematian, dengan estimasi jumlah korban jiwa sekitar 50 orang (31 terkonfirmasi pasti, 19 dipertanyakan apakah terkait kecelakaan atau tidak) [1].
Three Mile Island
melepaskan sedikit sekali radiasi tambahan keluar bangunan reaktor, sementara
kebocoran produk fisi di Fukushima Daiichi tidak bisa dikatakan fantastis. Tidak
ada korban sakit maupun korban jiwa pada kedua kecelakaan tersebut, dan
kemungkinan besar tidak akan pernah ada [2].
Bagaimana angka
ini dibandingkan tingkat kematian dari hal lain?
- Kecelakaan lalin di Indonesia pada tahun 2017 merenggut 24.213 nyawa, rerata 66 nyawa melayang tiap hari [3].
- Polusi batubara menyebabkan lebih dari 1 juta kematian tiap tahunnya [4].
- Ledakan tambang batubara di Turki pada tahun 2013 menyebabkan 300 korban jiwa [4].
- Ledakan gas alam di Korea Selatan pada tahun 1995 menyebabkan 110 korban jiwa [5].
- Jebolnya Bendungan Banqiao di Cina menyebabkan 171.000 korban jiwa dan 1 juta lebih kehilangan tempat tinggal [6].
- Nyamuk menyebarkan penyakit yang merenggut nyawa lebih dair 800 ribu orang tiap tahunnya [7].
- Merokok menyebabkan penyakit yang menyebabkan 217.400 kematian penduduk Indonesia pada tahun 2015 [8].
- Kecelakaan pesawat AirAsia penerbangan 8501 pada tahun 2014 menyebabkan 162 korban jiwa [9].
- Kecelakaan pesawat Garuda Indonesia penerbangan 152 pada tahun 1997 menyebabkan 234 korban jiwa [10].
Perhatikan
angka-angkanya dan tentukan sendiri, nuklir itu lebih berbahaya atau lebih
selamat daripada berbagai hal dan kejadian lain? Kalau orang-orang tidak pernah
khawatir soal kecelakaan lalu lintas, tidak khawatir kecelakaan saat naik
pesawat terbang, tidak peduli dengan polusi batubara yang mengancam kesehatan, tidak
peduli dengan ancaman bahaya rokok, maka apa alasan orang-orang harus takut
pada energi nuklir?
Takut bahaya
radiasi yang menyebabkan kanker? Mutasi genetik? Tidak ada bukti bahwa radiasi
dosis rendah menyebabkan kanker dalam jangka pendek maupun puluhan tahun ke
depannya [4,11]. Apalagi mutasi genetik. Bahkan survivor
peledakan Hiroshima dan Nagasaki yang terpapar radiasi dosis tinggi saja
tidak ditemukan mutasi genetik pada keturunannya [12,13]. Dan para survivor itu hidup lebih lama daripada tipikal usia penduduk
Jepang!
Bahaya karsinogenik
dari rokok dan asap kendaraan bermotor jauh lebih riil daripada radiasi nuklir.
Tapi lucunya, jarang sekali yang peduli dengan risiko kanker paru-paru dari
paparan rokok dan asap kendaraan bermotor. Kira-kira, sikap seperti ini rasional,
tidak?
Pembicaraan soal
bahaya dan risiko selama ini selalu menggunakan bahasa-bahasa kualitatif
alih-alih kuantitatif. Retorika alih-alih data. Kebiasaan ini tidak sehat,
karena bicara bahaya berarti bicara statistik, bicara data, bukan bicara
asumsi. Kebiasaan ini harus diubah.
Tapi jangan memusingkan soal bagaimana merancang sistem dan teknologi keselamatan reaktor. Berat. Kamu
tidak akan kuat. Biar kami saja yang pusing.
Referensi
1. UNSCEAR. 2011. Sources and Effects of Ionizing Radiation.UNSCEAR 2008 Annex D: Health Effects Due to Radiation from Chernobyl Accident. New York: United Nations.
2. UNSCEAR. 2014. Sources and Effects of Ionizing Radiation.UNSCEAR 2013 Annex A: Levels and effects of radiation exposure due to the nuclear accident
after the 2011 great east-Japan earthquake and tsunami. New York: United Nations.
3. https://news.detik.com/berita/3892089/24213-korban-meninggal-dunia-dalam-kecelakaan-lantas-di-2017
4. Robert Hargraves. 2012. Thorium Energy Cheaper Than Coal. Hanover: CreateSpace Independent Publishing Platform.
5. Michael Shellenberger et al. 2017. The High Cost of Fear: Understanding the Cost and Causes of South Korea's Proposed Nuclear Energy Phase-Out. California: Environmental Progress.
11. Wade Allison. 2009. Radiation and Reason: The Impact of Science in the Culture of Fear. York: Wade Allison Publishing.
13. Max Carbon. 2006. Nuclear Power, Villain or Victim? Our Most Misunderstood Source of Electricity, 2nd Edition. Madison: Pebble Beach Publisher.
0 comments:
Post a Comment