Sunday 4 June 2017

Ramadhan #9


Apakah kebenaran Islam selaku satu-satunya diin yang haq adalah hasil dari circular reasoning fallacy? Pemikiran kusut ini sebenarnya sudah usang, tapi baru-baru ini ditenarkan lagi oleh anak muda pewaris pemikiran Utan Kayu. Tidak usah disebut namanya, biar tidak tambah terkenal.


Sesungguhnya mereka yang berargumen seperti itu adalah mereka yang tidak pernah membuka dan berusaha memahami Al Qur'an. Tidak pernah piknik ke Al Qur'an. Kenapa? Karena di dalam Al Qur'an sendiri terdapat tantangan bagi segenap manusia untuk membuktikan bahwa Al Qur'an salah!

Hanya ada tiga kemungkinan dari mana asal Al Qur'an. Pertama, dikarang oleh orang Arab. Kedua, ditulis oleh Muhammad SAW. Ketiga, diwahyukan oleh Allah SWT. Tidal ada kemungkinan lain.

Kemungkinan pertama terbukti salah. Tidak ada seorangpun di kalangan orang Arab yang bisa menulis sesuatu yang serupa dengan Al Qur'an. Bahkan Walid bin Mughirah, penyair musyrik paling terkenal, terkagum-kagum dengan keindahan bahasa Al Qur'an. Padahal mereka yang paling memahami bahasa dan sastra Arab. Kalau benar orang Arab yang menulisnya, kenapa mereka tidak bisa membuat tandingannya?

Kemungkinan kedua pun mustahil, karena Muhammad SAW adalah orang Arab juga. Kalau orang Arab tidak bisa membuat yang serupa, maka Muhammad yang juga orang Arab tidak akan bisa membuatnya. Lagipula, bagi yang paham bahasa Arab, akan ditemukan bahwa gaya bahasa Al Qur'an dan hadits nabi sama sekali berbeda. Bahkan orang Arab musyrik pun tidak pernah menuduh Muhammad SAW sebagai pengarang Al Qur'an.

Kalau sudah begini, maka satu-satunya kemungkinan yang pasti benar adalah Al Qur'an merupakan wahyu yang diturunkan Allah 'azza wa jalla. Hal ini bisa dibuktikan secara rasional, tidak dogmatis.

Maka sesungguhnya, yang mengklaim keimanan pada Islam adalah sesuatu yang bersifat circular reasoning, mereka adalah kaum yang jarang menggunakan akalnya untuk berpikir dan memahami Al Qur'an. Inilah akibat dari terlalu banyak membaca pemikiran liberal kufur sementara karya keilmuan Islam boro-boro disentuh. Jadinya melantur.

Semoga kita termasuk orang-orang yang berpikir dan mau memahami Al Qur'an.

0 comments:

Post a Comment