Oleh: R. Andika Putra Dwijayanto, S.T. (peneliti teknologi keselamatan reaktor)
Dengan kondisi Indonesia yang
rawan gempa, khususnya mengingat gempa Lombok yang terjadi baru-baru ini,
apakah PLTN tetap layak dibangun di Indonesia?
Jawabannya: Ya tentu saja layak. Di NTB pun bisa saja, kalau mau. Bahkan kalau terjadi gempa, PLTN adalah
tempat pengungsian paling baik. Sebagaimana PLTN Onagawa menjadi tempat
pengungsian bagi penduduk Jepang yang terkena gempa dan tsunami Tohoku.
Apa tidak khawatir soal
terjadinya kecelakaan? Jepang diguncang gempa 9,1M pada tahun 2011 dan tidak
ada satupun PLTN yang mengalami kecelakaan karena gempa itu. Bahkan PLTN-PLTN
yang ada mampu menahan guncangan gempa yang melebihi desain basisnya. PLTN
Fukushima Daiichi mengalami kecelakaan bukan disebabkan oleh gempa, melainkan
tsunami yang menggagalkan sistem pendinginan pasca-shutdown.
Kalau tidak mau direpotkan dengan
keselamatan PLTN kontemporer (tipe PWR/BWR) yang by default memiliki nilai peak
ground acceleration (PGA) sekitar 0,2-0,3 g, padahal Bapeten mensyaratkan
minimal 0,6 g, ya tinggal pakai saja teknologi PLTN yang berbeda. Pakai
teknologi reaktor maju, bisa high temperature gas-cooled reactor (HTGR) atau
molten salt reactor (MSR). Keduanya bersifat meltdown-proof, tidak bisa meleleh
apalagi meledak (PWR/BWR juga tidak bisa meledak, tapi ada potensi oksidasi
batang bakar yang menghasilkan hidrogen).
MSR secara khusus lebih menarik,
karena beroperasi dengan tekanan atmosfer, tidak membutuhkan bejana bertekanan
tinggi dan bersifat walkaway safe. Sementara, bahan bakar HTGR didesain agar
produk fisi/material radioaktif tidak bisa terlepas ke lingkungan, karena
terkungkung dalam bola-bola grafit yang memiliki titik leleh tinggi. Baik MSR
maupun HTGR tidak menggunakan air dalam kalang pendingin primer, jadi tidak ada
peluang terjadinya kegagalan struktur akibat gempa (seandainya ada kerusakan)
yang bisa menyebabkan ledakan hidrogen.
Saya belum punya data berapa
nilai PGA dari HTGR, tapi nilai PGA MSR by default bisa mencapai 0,8 g, tanpa
perlu rekayasa desain khusus. Berdasarkan karakteristik reaktornya, kemungkinan
PGA HTGR lebih tinggi dari PWR/BWR.
PLTN tipe PWR/BWR pun sebenarnya
bisa saja diatur agar memiliki nilai PGA lebih dari 0,2 g. PLTN
Kashiwazaki-Kariwa di Jepang, contohnya, didesain memiliki nilai PGA 1,02 g.
Tapi jelas rekayasa desain yang dibutuhkan lebih besar, dan pembangunannya jadi
lebih mahal. Jadi untuk daerah yang lebih rawan gempa, sebaiknya pakai yang
memiliki nilai PGA tinggi by default saja.
Pada dasarnya, insinyur nuklir
mendesain agar PLTN bisa shutdown secara otomatis ketika terjadi gempa besar
(katakanlah 7-9M). Jadi, keselamatan PLTN tetap terjaga.
Alih-alih gempa, yang lebih harus
diperhatikan adalah suplai pendingin. Karena kehilangan pendingin bisa menjadi
masalah yang sedikit merepotkan. HTGR dan MSR relatif lebih baik dari PWR/BWR
soal pendinginan reaktor secara pasif.
The online casino world - Ambien Hoppie
ReplyDelete› online-casino › india- › online-casino › india- Jul 온라인 라이브 카지노 29, 2021 — Jul 29, 2021 What is the online casino world? · 1. NetEnt, Live Casino, Slots, Table Games, Bingo · 2. Betsoft, Microgaming, Live Dealer, and many more. · 3. Playtech, Live Casino.