Thursday, 21 March 2019

“Milenial Kritis”, Tapi Pion Sosialis


Oleh: R. Andika Putra Dwijayanto, S.T. (nuclear engineer, tidak suka disebut milenial)

Kritis itu bagus. Apalagi kalau mereka itu anak muda, “milenial”, dan istilah lain sejenisnya. Selama kritisnya bukan karena menjadi pion kaum kapitalis maupun sosialis. Misalnya Greta Thunberg, yang menjadi pion LSM lingkungan sosialis Neo-Malthusian.

Kritiknya terhadap ketiadaan tindakan nyata terhadap perubahan iklim mungkin terdengar keren. Anak 16 tahun sudah berani lantang bersuara menuntut agar masalah perubahan iklim ditindaklanjuti secara serius. Tapi, apakah semua itu hasil dari pemikirannya sendiri?

Tidak, karena nyatanya Thunberg juga terang-terangan menolak nuklir. Dia mengatakan nuklir itu "sangat berbahaya" dan hanya mengambil peran kecil dalam usaha mitigasi perubahan iklim. Dia juga mengatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan untuk melibatkan nuklir dalam usaha mitigasi perubahan iklim sebagai "climate delayer". Cuma membuat orang-orang sibuk berdiskusi dan lambat bertindak. Menurutnya, yang penting itu adalah, kalau diterjemahkan dalam bahasa negara ber-flower yang terletak di garis khatulistiwa, "kerja, kerja, kerja!"

Persis begitu. Kerja tanpa berpikir. Jadi terasa familiar...

Pemikiran ini bukan pemikiran orisinil anak kecil 16 tahun. Ini hasil pemikiran daur ulang dari LSM-LSM lingkungan Neo-Malthusian yang sejak dahulu anti terhadap peradaban yang dibangun oleh paradigma kapitalistik. Mereka menganggap energi fosil dan energi nuklir adalah pondasi yang dibangun kaum kapitalis, sehingga auto dianggap membahayakan manusia dan harus diruntuhkan.

Solusi ala mereka? "Energi terbarukan".

Ya, "agama" bernama "energi terbarukan", dengan Messiah berwujud panel surya dan turbin angin, yang dikhayalkan akan menyelamatkan bumi ini dari kehancuran akibat energi fosil dan bencana radioaktif mengerikan akibat energi nuklir. Seolah-olah dengan mengganti seluruh instalasi energi fosil dan nuklir dengan “energi terbarukan”, umat manusia akan selamat seakan-akan dosa seluruh manusia telah diampuni.

Pengikut “agama energi terbarukan” ini tidak sadar bahwa seruan mereka tidak kalah destruktifnya dengan kaum kapitalis yang mereka lawan. “Energi terbarukan” tidak bisa dan tidak akan pernah bisa menunjang level kehidupan saat ini. Hukum Fisika mementahkan klaim bahwa 100% “energi terbarukan” itu mungkin dilakukan, sementara ilmu rekayasa mengatakan bahwa 100% “energi terbarukan” adalah sama sekali tidak layak diwujudkan.

Apa yang terjadi jika 100% “energi terbarukan” dipaksakan? Mudah ditebak, peradaban akan kolaps. Chaos akan terjadi dimana-mana dan populasi manusia akan menurun drastis dengan cepat. Masalah? Tidak bagi kaum Neo-Malthusian, karena itulah yang justru mereka harapkan.

Bukankah ini sama saja dengan genosida tidak langsung? Apa bedanya dengan dampak chaos yang akan ditimbulkan perubahan iklim sebagai akibat dari ideologi kapitalis?

Kaum sosialis Neo-Malthusian dalam bungkus LSM lingkungan tidak pernah benar-benar serius menyikapi perubahan iklim. Mereka hanya bertindak untuk kepentingan golongan mereka saja. Untuk itu, mereka mencuci otak banyak orang, termasuk Greta Thunberg.

Kembali lagi, pemikiran Thunberg hanyalah daur ulang dari pemikiran LSM-LSM sejenis Greenpeace, Friends of The Earth, Sierra Club, 350.org dan sejenisnya. Hanya saja, tren “milenial” (atau apapun sejenisnya yang melibatkan anak-anak muda dan nanggung) membuat suara Thunberg terkesan lebih menggaung. Padahal sebenarnya dia tidak menawarkan sesuatu yang baru; dia hanya menjadi megafon sumbang bagi LSM-LSM lingkungan yang menjadi dalangnya.

Thunberg, juga Alexandria Ocasio-Cortez, mereka memang muda. “Milenial”, katanya. Berani bersuara pula. Ocasio-Cortez malah sudah berkecimpung di dunia politik. Pintar? Tidak juga. Sikap keduanya yang mengabaikan bahkan memusuhi nuklir adalah bukti bahwa “milenial” dan kritis tidak meniscayakan mereka pintar. Mengingat, nuklir adalah satu-satunya solusi energi yang bisa mengatasi masalah perubahan iklim tetapi tidak mesti dengan mengorbankan level peradaban dan teknologi saat ini. Bahkan nuklir-lah yang membuat Swedia, negara asal Thunberg, mendapatkan pasokan listrik rendah emisi CO2, salah satu yang terendah di dunia.

Anak-anak muda bersuara itu bagus, dan perlu. Tapi harus dipastikan juga mereka itu pintar, tidak asbun. Kalau sebatas bisa bunyi, tidak ada bedanya dengan generasi tua yang sering dianggap “tidak berguna”. Apalagi kalau mereka cuma pion kaum sosialis dan kapitalis, lebih ironis lagi.





(all pictures courtesy to Refutations to Anti-Nuclear Memes)

2 comments:

  1. Oiya ngomongin milenial, ternyata ada loh beberapa masalah keuangan yang kerap menghantui generasi tersebut. Apa aja itu? Cek selengkapnya di sini ya: Hati-hati, masalah keuangan ini hantui generasi milenial

    ReplyDelete
  2. Top 4 Best Casinos in NJ: NJ, PA, VA and VA
    Top 하남 출장안마 4 Best Casinos 파주 출장샵 in NJ: NJ, PA, VA and VA · 888 제주도 출장샵 Casino Atlantic City · Borgata Hotel Casino & Spa · Caesars 당진 출장마사지 Casino & Spa · Beau Rivage 양주 출장마사지 Resort & Casino

    ReplyDelete